Uncategorized

22, 23 April, 2017, Esteli to Matagalpa, Selva Negra

22 April 2017, Esteli to Matagalpa

Abis sarapan, kita nyari taxi dari hostel ke terminale de buses. Trus ambil bis ke Matagalpa. Seperti umumnya bus di Nicaragua, bus yg kita naiki dimeriahkan oleh penjaja2. Yang di jual apa? Dari minuman warna warni yg di kemas pake kantong plastik, tomat, kubis, jalapeno, kue kering, nasi dengan lauk ayam atau daging, tortilla isi, jambu biji sampe kepada Albendazol, yaitu obat cacing hahahaha … Btw, tomat ato jambu biji nya gak di jual satuan, tapi dalam 1 kantong plastik minimal 10 tomat ukuran sedang atau paling sedikit 10 buah jambu biji. Jadi bisa banyangin hebohnya itu penjaja bawa2 berplastik2 barang dagangan.

2017, Nicaragua, Esteli. No, we’re not going to hitchhike, he was trying to get a taxi
2017, Nicaragua, Esteli. You can sell anything in a chicken bus.
2017, Nicaragua, Esteli. And this guy sells Albendazol, for parasitic worm medication (a.k.a. cacingan)

Si Bule bilang bahwa di Matagalpa kita bakalan rileks, gak akan melakukan aktifitas yang melelahkan kayak di Somoto ato di Leon. Gw sih percaya aja. Hmm.. untuk ke sekian kalinya gw tertipu sodara2. Hahaha ..

Gw inget pas di San Francisco, kita naek Uber dari Fisherman’s Wharf ke salah satu park, trus nanya si driver, dari park itu ke Golden Gate bridge berapa lama? Driver bilang : 15 menit naek mobil. Si bule nanya : kalo jalan kaki berapa lama? Driver bilang : 2-3 jam. Si bule pun gak percaya. Setelah kelar jalan2 di Park itu, si Bule ngajakin jalan kaki ke Golden Gate bridge. Gw bilang, jangan lah, jaoh. Bule bilang: gak mungkin 2-3 jam, paling setengah jam nyampe, tuh lihat, Golden Gate bridge nya aja keliatan dari sini.
Gw pun setuju, dan akhir nya menyesal. hahaha … kita jalan selama hampir 2 jam untuk nyampe ke GG. Dengan jalan yg nanjak, dingin, dan laper. Itu sama aja kayak jalan kaki nyamperin Monas (yang “udah” keliatan) dari JHCC. hehehe ..

Sampai di Matagalpa siang, kita check-in ke hostel, trus kita ngikutin jalan setapak Mirador Calvary (Mirador El Calvario). Dari hostel kita keliatan Salib di atas bukit, di salib itu lah posisi Mirador Calvary. Untuk ke gerbang Mirador Calvary kita musti jalan dari kota, trus mendaki bukit, total nya sekitar 5KM. Jalanannya lumayan teduh untuk ukuran Nicaragua dan cukup berangin karena kanan kiri banyak pepohonan. Di beberapa bagian memang nanjak, kering berpasir dan berdebu, tapi bukan apa2 kalo dibanding sama mendaki Cerro Negro. Jadi ini yg dimaksud kan dengan “rileks” ama si Bule. hahaha

2017, Nicaragua, Matagalpa. Gave his hand to push an ice cream cart, up the way to Mirador Calvary
2017, Nicaragua, Matagalpa. Dry and dusty path to the Mirador
2017, Nicaragua, Mirador Calvary. A shelter for big black birds, maybe local eagles?
2017, Nicaragua, Mirador Calvary.

Di tengah2 perjalanan, karena udah jalan lama, gw jadi haus tapi sama sekali gak ada rumah, warung ato orang jualan, jadi pas lihat ada satu rumah penduduk di tengah lapangan, kita ngetok satu2 nya rumah penduduk yang kita ketemu itu.
Pardon my Spanish yah.
Gw minta aja aer putih : “hay agua?”
Ama yg punya rumah, bapak2 in his mid age, gw dikasi segelas aer putih.
Karena kurang, gw minta lagi. “mas .. mas .. mucho .. mucho ..” (lagi .. lagi, yg banyak) hahaha …
Yang punya rumah cuman berdiri ngeliatin gw minum sambil geleng2 kepala.

2017, NIcaragua, Mirador Calvary. Steep stair way to the Mirador.

Jadi Mirador El Calvario itu sebetulnya jalan setapak yg biasanya dipakai untuk memperingati Jalan Salib, di puncak nya ada viewpoint (Cerro El Calvario) yg bisa lihat kota Matagalpa dari sebelah barat. Kadang jalannya nanjak, nikung, tangga batu yg curam, setapak berbatu, dll. Tiap beberapa ratus meter, ada tonggak yg ada nomor nya. Menandakan point2 penting saat Yesus manggul salib (misalnya : pas Yesus jatuh, pas Yusuf dari Kirene bantuin Yesus manggul salib, dll). Di puncak nya ada monumen salib dan Maria sekaligus view point / mirador. Lumayan enak, angin nya banyak dan bisa lihat ke sekeliling. Dari pengamatan gw, kalo dilihat dari atas, Departement Matagalpa itu kayak sebuah mangkok, kota Matagalpa ada di dasar mangkok (lembah), dimana Cerro El Calvario kira2 berada di salah satu pinggiran mangkok.

2017, Nicaragua, Mirador Calvary. Huge monument of the cross and Mary.
2017, Nicaragua, Mirador Calvary. Nice view of Matagalpa city taken from the Mirador.

Setelah tanya orang yang jaga disana, ternyata pulang nya kita bisa ikutin shortcut yang lumayan cepet. Dalam waktu setengah jam kita udah sampe di kota lagi. Memang sih ngelewatin hutan yg agak basah, licin dan curam, tapi gak masalah kok.

Malem nya kita makan di El Taquero. Menu nya daging2an gitu sih. Porsi nya udah pasti gede. Tapi rasanya uenak jo. Dua hari di Matagalpa kita makan malam di El Taquero terus.

2017, Nicaragua, Matagalpa. El Taquero busy restaurant
2017, Nicaragua, Matagalpa. El Taquero kitchen, outside the restaurant.

 

23 April 2017, Selva Negra Natural  Reserve

Hari kedua di Matagalpa, kita pagi2 udah jalan ke terminale de buses. Untuk ke terminal bus nya itu kita harus jalan ngelewatin kota Matagalpa dari ujung ke ujung. Kita nyempetin ke Coffee Museum (Museo del Cafe) dan mampir juga ke pasar lokal. Di Museum Kopi, gw bisa bangga karena Indo adalah salah satu negata penghasil kopi terbesar dunia sejak dahulu kala. Kopi Indo juga terkenal enak, ngalahin kopi Brazil.

Di pasar yang berseberangan ama terminal kita nyobain queso frito alias keju goreng. Keju lokal disini agak keras dan asin. $1 dapet 5 potong. Lumayan buat cemilan. Kita ambil chicken bus jurusan Jinotega, tujuan kita adalah Selva Negra Resort di El Arenal Natural Reserve.

2017, Nicaragua, Matagalpa. Pinky gerberas.
2017, Nicaragua, Matagalpa. The pale rectangular one is fried cheese or Queso Frito.
2017, Nicaragua, Matagalpa. Fruit vendor.
2017, Nicaragua, Matagalpa. Beans in sacks with upside-down broom to keep the sacks stay firm.

Turun dari chicken bus, kita harus jalan sekitar 20-30 menit tergantung kecepatan. Selva Negra itu bener2 keren tempat nya. Untuk masuk kita musti bayar $10 per orang. Pas baru masuk komplek, langsung ada rumah2 penginapan yang di depannya ada danau kecil nya. Ada kandang kuda yg bagus, ada kebon bunga lili, dan setelah itu baru kelihatan restaurant / receptionist hotel. Bangunan restaurantnya juga keren.

2017, Nicaragua, Selva Negra. Garden of lily near the entrance.
2017, Nicaragua, Selva Negra. Horse stall.
2017, Nicaragua, Selva Negra. Restroom next to the horse stall.

Jadi Selva Negra itu sebetulnya adalah resort (hotel, lodges, restaurant) sekaligus tempat produksi kopi, tapi ada trail nya juga untuk yang suka aktifitas hiking. Ada Coffee Tour nya juga kalo minat. Trail bisa dipilih sesuai tingkat kesulitan dan durasi. Di receptionist disediakan peta hiking dan pilihan2 trail yang ada. Kita pun milih trail yang 2 jam dengan tingkat kesulitan tinggi (hahaha .. ) karena mengingat musti ambil bus pulang ke Matagalpa yang terkhir sekitar jam 4 sore.

Sehubungan belon sarapan (a.k.a minum kopi), si Bule berhasil gw bujuk untuk minum kopi dan makan kue ala Jerman (karena owner dari resort itu kebetulan org Jerman, maka menu kue2 disitu keliatannya sangat mengundang gw). Tempat makan nya gak kalah keren karena disebelahnya ada danau yang gede, dikelilingi sama pondok2 hotel, taman bermain dan bukit2 hijau. Matagalpa tempat nya sejuk, Selva Negra lebih sejuk lagi karena lebih tinggi. Harga kopi dan kue di Selva Negra pun gak kalah tinggi. Gak berasa di Nicaragua deh pokok nya.

2017, Nicaragua, Selva Negra. Good coffee and cakes!
2017, Nicaragua, Selva Negra. Pretty gateway.
2017, Nicaragua, Selva Negra. Cute restroom sign.
2017, Nicaragua, Selva Negra. Coffee history in the wall

Kelar sarapan mahal, kita pun bersiap untuk jalan ngikutin map yang ada. Pertama2 kita ngelewatin kapel kecil yang keren banget, bentuk nya kayak di buku dongeng. Kapel itu terbuat dari batu alam dan kayu, dan ada bell tower nya. Masuk ke dalem, ada bangku2 jemaat yang dihias bunga dan bagian atap kapel dihiasi kain2 putih yg menjuntai. Kerennnn pokoke ..

2017, Nicaragua, Selva Negra. Old chapel with bell tower.
2017, Nicaragua, Selva Negra. Simple altar
2017, Nicaragua, Selva Negra. Benches with flowers
2017, Nicaragua, Selva Negra. I did rang the bell!
2017, Nicaragua, Selva Negra. An old well, a stone-throw away from the chapel.

Ngikutin map, kita masuk ke jalan setapak yang agak basah di seberang kapel. Ngelewatin hutan semi tropis dan penuh ama pohon2an yang guede dan tua. Petunjuk trail nya sangat jelas, jadi gak mungkin nyasar. Gw sempet kepleset juga 2-3 kali karena trailnya ada beberapa yg curam dan jalan nya berlumpur.

2017, Nicaragua, Selva Negra. Informative trail sign board.
2017, Nicaragua, Selva Negra. Following the trail.
2017, Nicaragua, Selva Negra. Many big trees inside the forest

Sekitar 1,5 jam kita udah berhasil menyelesaikan trail berdurasi 2 jam itu. Tau2 kita udah nongol di tepi danau yang berseberangan ama restoran tempat kita makan tadi. Sesudah itu ya kita explore sekitar danau yang cuantik.

2017, Nicaragua, Selva Negra. Beautiful lake. The green roof is the restaurant.
2017, Nicaragua, Selva Negra. Lodges with characters
2017, Nicaragua, Selva Negra. Wooden boat.
2017, Nicaragua, Selva Negra. One of the lodges
2017, Nicaragua, Selva Negra. Quiet place.
2017, Nicaragua, Selva Negra. Playground with some goose to play with ?
2017, Nicaragua, Selva Negra. Lodge with nice terrace
2017, Nicaragua, Selva Negra. Calla Lily
2017, Nicaragua, Selva Negra. Calla Lily

Menurut orang lokal, bus terakhir dari Jinotega ke Matagalpa ada jam 4. Tapi baru jam setengah enam bus nya dateng. Waktu gw nunggu bus, si Bule ngedatengin kerumunan orang yang kayak nya lagi ber-acara. Ternyata lagi ada kegiatan .. menyabung ayam. Gubrak. hahaha …

2017, Nicaragua, Selva Negra. Cockfighting match